REDUP

14.41

18 juni 2015
Hari dimana saat itu aku tidak menginginkan hari itu, mengapa? Karena kejadian hari itu yang benar benar menjatuhkan ku, menjatuhkan harapan ku, menjatuhkan diri ku, menjatuhkan mimpiku, karena hari itu juga yang memaksakan ku untuk berubah. Dimulai dari hari itu, aku mulai merasa rindu, merasa bodoh, merasa hidup ku penuh berlumuran dosa, merasa untuk apa aku hidup? Tapi dari hari itu aku belajar, belajar untuk menjadi lebih baik, belajar dewasa, belajar sabar, belajar mandiri, belajar tegar untuk menghadapi semuanya, mengapa? Karena aku sadar, mau tidak mau hidup ku masih panjang, masih harus terus aku jalani, masih banyak cobaan yg lebih dari ini, masih banyak yang harus aku perbuat, masih banyak dosa ku sebelum aku menghadapnya, aku masih diberi kesempatan untuk menjadi lebih baik, aku masih harus mengejar mimpi ku, walau orang yang ingin ku buat bangga berkurang satu, tapi masih ada yang harus aku buat bangga.
Kini aku bagaikan sebuah ruangan yang meredup karena dari kedua lampu didalam ruangan itu hanya satu yang masih menyala, sedangkan salah satunya telah mati. Perumpamaan tersebut bagaikan hidup ku yang sudah tidak lagi dihiasi doa, kekuatan doa ku berkurang satu, kini aku hanyalah suatu ruangan yg sudah mulai meredup. Mengapa? Karena sudah tidak ada lagi sosok malaikat tanpa sayap dihidup ku, sudah tiada lagi yang memarahi ku, sudah tidak ada lagi yang menyapa ku dengan omelannya setiap pagi, tidak ada lagi masakan terenak di hidup ku yang biasanya selalu ada dirumahku, tidak ada lagi sosok wanita tegar dihidup ku, wanita yang tak pernah kenal lelah dalam mengurus keluarga, wanita yang tak pernah lepas dari qur'an dan sajadahnya, wanita yang pantas untuk menjadi contoh bagi anak anaknya, wanita yang selalu menyebut ku dalam doanya sudah tiada, kini hanya tinggal sesosok pria yang tak pernah mengenal lelah untuk menghidupi keluarganya yang aku punya, sesosok pria yang galak namun tidak pernah menghianati anak anaknya, pria yang sangat setia, bukan hanya habibi ainun yang bisa seperti itu, umi dan bapak ku juga seperti itu, 45 tahun mereka bersama, membina keluarga dari tak punya apapun hingga memiliki apapun, susah senang mereka bersama, namun takdir memisahkannya, yaaaaa pada hari itulah, sesosok malaikat tanpa sayap meninggalkan aku, meninggalkan bapak ku, kaka ku dan semua orang yang menyayanginya.
Entahhhh....
Entah siapa lagi yang akan menyapa ku setiap pagi dengan omelannya, entahh siapa lagi yang akan mendoakan ku selain bapak ku, entahh siapa lagi yang bisa kulihat di dapur setiap pagi, entahh siapa lagi yang membela ku jika aku melakukan kesalahan. Mimpiku adalah membuat umi dan bapak ku bangga, tapi kini mimpi itu tidak akan tergapai dengan sempurna, hanya salah satunya yang bisa ku buat bangga, mimpi ku sekarang hanyalah bisa berkumpul disurga nanti bersama keluarga ku dan orang orang yang kusayang. Kini aku merasa bodoh, bodoh tidak menjaganya selama masih ada, bodoh selalu membuatnya marah dan tidak pernah membuatnya bangga, bodoh kenapa aku tidak meminta maaf kepadanya ketika masih ada, aku rinduuu, rinduuu sekali, andaikan waktu bisaa kembali, tapi itu hanyalah khayalan bodoh seorang remaja yang mengalami penyesalan, yaa aku menyesalll, tapi sesal ku tak ada arti, yang aku bisa lakukan sekarang hanyalah mendoakannya, jaga malaikatku ya allah, beri tempat terbaik di sisi mu, jangan siksa dia karena dosa ku, aku yakin kamu lebih menyayanginya dari pada aku, maka dari itu kamu mengambilnya, tolong sampaikan kepadanya, aku sangat menyayanginyaaaa, sampai sekarang dan selamanyaaa, selamat jalan umi, doa ku selalu menyertaimu :') i love you mom :*

You Might Also Like

2 komentar

  1. Turut berduka ya ma buat nyokap lo.. Maaf gue gak bisa dateng saat dia pergi..
    Gue gak ada kontak lo jadi gue cuma bisa titip salam lewat aldi.. Maaf yaa ..
    Tetep semangat dan happy seperti yang gue kenal..

    BalasHapus
  2. iyaaa an gapapa santai ajaa,iyaa makasih yaa an :)

    BalasHapus

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images