CAHAYA YANG MENGHILANG

19.51

     Di waktu pagi yang gelap sebelum matahari menampakkan keindahannya sang ibu bangun dari tempat tidurnya untuk menyiapkan makanan untuk sahur dibulan yang suci. Aku masih tertidur antara sadar dan tak sadar seraya aku mendengar kakak ku mengeluh kesakitan “aduhh sakitt, sakit sekali kaki ku” aku menyangka semua itu di dalam mimpi. Tapi tiba-tiba ibuku membuka pintu kamar ku hingga aku terbangun. Ibuku bertanya “kenapa? Ada apa?” kakak ku “kaki aku sakit banget bu” ibuku menghampiri kakak ku dan memijat kakinya sambil berkata “nanti kita ke rumah sakit”. Setelah itu aku dan keluarga ku sahur bersama, kakak ku pun ikut sahur karena dia tetap ingin berpuasa, katanya “sakit bukan lah penghalang untuk beribadah”.

     Pagi pun datang bersama matahari yang mulai menampakkan keindahannya, aku pun bersiap untuk berangkat ke sekolah dengan penuh semangat aku melangkah keluar rumah. Kakak ku tidak sekolah hari ini karena kakinya yang sedang sakit. Setelah pulang sekolah aku langsung menuju kerumah. Sampai di rumah aku melihat ibuku sedang melamun dengan tatapan kosong di ruang tamu hingga salam ku pun tak dijawabnya, aku menghapirinya perlahan dan berkata :
Aku : “bu? Assalamualaikum”

Ibu : “eh, kamu udah pulang, waalaikumsalam”

Aku : “ibu kenapa? Ko kelihatannya sedang sedih? Ibu ada masalah?”

Ibu : “ibu baru saja dari rumah sakit nak bersama bapak dan kakak mu”

Aku : “terus gimana bu? kaki kakak kenapa? Sakit apa?” tanyaku dengan rasa sangat penasaran

Ibu : “kakak kamu sakit……….”

Aku : “sakit apa bu??”

Ibu : “kakak kamu terkena kangker tulang nak”

Aku : “ha? Ko bisa?” betapa kagetnya aku mendengar jawaban ibu

Ibu : “dokter bertanya kepada ibu apakah anak ibu pernah mengalami kecelakaan dan ibu menjawab pernah, waktu masih smp kakak mu pernah kecelakaan naik motor saat dibonceng oleh bapakmu hingga kakak mu terlempar jauh, dan kakak mu pernah jatuh dari pohon yang sangat tinggi, saat itu kakak mu tidak pernah mengeluh sakit, dia sangat senang olahraga sampai dia pernah terjatuh saat bermain voli dan kakinya terbentur tiang tapi walaupun sering mengalami kecelakaan dia tetap ikut acara gerak jalan depok-bogor, karena dia tidak merasa sakit di kakinya.”

Aku : “hmmmmmm, ya allah kakak, tapi kakak masih bisa sembuh kan bu?”

Ibu : “masih, dokter menyarankan ibu agar kakak kamu segera di operasi”

Aku : “yaudah bu, operasi aja kaki kakak biar kakak sembuh” dengan polosnya aku bicara seperti itu

Ibu : “operasi itu mahal nak ibu belum ada uangnya”

Aku pun pergi mengambil celengan dan menghampiri ibuku lagi dan aku berkata

Aku : “nih bu celengan aku, lumayan buat nambah nambahin uang buat operasi kakak”

Ibu : “makasih ya nak” sambil memeluk aku dan menangis

Aku : “ibu jangan menangis lagi yaaa”

     Setelah itu ibu dan bapak bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengumpulkan uang untuk biaya operasi kakak. Hingga akhir bulan, sebelum hari raya uang itu sudah terkumpul, ibu dan bapak langsung menuju ke dokter tulang bersama kakak ku, disana bapak dan ibu meminta untuk anaknya segera di operasi tapi sayangnya karena berdekatan dengan hari raya semua dokter tidak bisa melayani hari itu juga, operasi bisa dilaksanakan setelah hari raya. Hari raya pun telah terlewati dan kakak ku sudah dioperasi.

     Beberapa minggu setelah di operasi kaka aku pun mengeluh kesakitan lagi, ibu dan bapak segera membawanya ke dokter tulang yang lain dan aku pun ikut pada saat itu, dan dokter itu berkata :
Dokter : “anak ibu dan bapak terkena kangker tulang yang sangat ganas”

Ibu : “ha? Apa? Anak saya baru saja habis di operasi karena kangker yang di deritanya”

Dokter : “mungkin kesalahan saat operasi akibat benda tajam bisa terjadi infeksi dan kangker pun datang lagi”

Ibu : “apa yang harus saya dan suami saya lakukan”

Dokter : “jalan satu satunya adalah amputasi sebelum kangker itu lebih membahayakan nyawanya”

Ibu : “saya haru bertanya dulu kepada anak saya apakah dia mau di amputasi”

Ibu, bapak dan aku pun menghampiri kakak ku dan ibu berkata :

Ibu : “nak, kangker kamu datang lagi dan lebih ganas dari yang sebelumnya”

Kakak : “apa? Terus aku harus gimana bu”

Ibu : “dokter bilang jalan satu satunya adalah amputasi, apa kamu mau di amputasi?” bertanya ibu dengan penuh keraguan

Kakak : “aku gamau bu, aku datang kedunia ini dengan tubuh sempurna dan aku harus pergi dari dunia ini juga dalam keadaan sempurna” kata kakak ku sambil menangis

      Setelah itu kakak ku hanya dirawat dirumah, dengan cara pengobatan lain, ibu dan bapak ku melakukan segala cara agar kakak ku bisa sembuh, dari mulai memanggil ustadz, pengobatan alternatif, dan lain-lain. Segala cara udah dilakukan, tapi semakin lama kaki kakak ku menjadi bengkak di bagian betis dan pahanya mengecil, dan kakinya pun membusuk, hingga banyak binatang kecil seperti nasi yang hidup atau sebut saja belatung sering ada di kakinya. Aku pun merawatnya dengan penuh kesabaran dan kasih sayang, aku sering mengambil belatung belatung itu, memandikan kakak ku, mengelap kakinya, sambil sekolah aku sambil merawatnya karena ibuku sedang dalam keadaan hamil. Hingga ujian sekolah kakak ku pun, gurunya yang mendatanginya dan aku yang mengerjakannya dengan melihat bukunya tanpa sepengetahuan guru tersebut.
Sampai pada saat ketika aku pulang sekolah, di depan gang rumah aku melihat bendera kuning terpampang nama kakak ku, aku langsung pingsan tak sadarkan diri dan saat aku terbangun aku sudah dikamar ku. Aku berharap semua hanya mimpi dan aku mencoba bangun dari tempat tidur. Aku berjalan keluar kamar dengan perlahan lahan, aku melangkah sedikit demi sedikit, dan aku melihat kakak ku sedang terbaring dengan ditertutupi kain putih. Aku pun lari menghampirinya dan memeluknya aku menangis hingga tersedu sedu, karena kehilangan seorang yang aku sayang. Belum seharusnya kakak ku pergi dia masih sma masih banyak yang harus dilewati tapi allah punya rencana lain untuknya.

Cerpen yang kalian baca di postan yang ketiga ini gua terinspirasi dari kisah nyata yang dialami oleh kakak gua, semoga sekarang kakak gua mendapat tempat yang terbaik di sisi allah, aminnn :)

You Might Also Like

2 komentar

  1. mei.. gue hampir nangis:' gue baru tau kalo ternyata... aamiin mei semoga ditempatkan di tempat terbaik di sisi Allah

    BalasHapus
  2. jangan menangis dijahhh..... ternyata apa? aminnnn :')

    BalasHapus

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images